Teknik Menyajikan Data dalam Bab Pembahasan Penelitian Sastra
Bagi sobat yang kuliah di jurusan sastra pasti tidak asing dengan istilah kritik sastra. Ya. Kritik sastra merupakan tingkatan lebih lanjut dari apresiasi sastra. Jika dalam apresiasi sastra hanya terbatas pada penghargaan terhadap suatu karya, maka dalam kritik sastra karya itu diulas dan dianalisis, bahkan dinilai.
Bentuk dan jenis kritik sastra ada banyak, tergantung dari sudut pandangnya. Namun, inti dari kritik sastra tetap sama, yaitu menggunakan metode dan sudut pandang lain dalam membaca suatu karya. Jadi, tujuan kritik sastra tidak hanya menikmati suatu karya, tetapi untuk menemukan nilai-nilai tertentu yang bermakna atau untuk menilai kualitas karya tersebut.
Dalam pembahasan kali ini, saya akan membahas tentang penggunaan 4 tahapan kritik sastra dalam menyajikan data pada bab pembahasan penelitian. Mari dicermati dengan saksama.
Dalam buku Suroso (2000) dijelaskan bahwa ada 4 tahapan dalam kritik sastra, yaitu
Keempat tahapan tersebut dilakukan secara berurutan untuk mengurai dan menjelaskan setiap data yang ingin ditampilkan dalam bab pembahasan penelitian sastra. Diawali dengan menampilkan kutipan langsung data, kemudian dilanjutkan dengan keempat tahapan di atas.
Setelah dijelaskan deskripsi kutipan data langsung yang ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah memberikan interpretasi atau penafsiran dari perilaku yang ditampilkan dalam kutipan teks yang disajikan. Misalnya dalam kutipan data yang disajikan diceritakan perilaku tokoh seorang kiai yang dapat berjalan di atas air. Nah, pada bagian interpretasi, peneliti harus menjelaskan tentang perilaku tersebut. Misalnya kiai yang dapat berjalan di atas air merupakan salah satu perwujudan dari kemuliaannya sebagai orang yang dekat dengan Tuhan.
Baca juga Menyusun Latar Belakang Makalah dan Penelitian yang Tepat
Tahapan analisis dan interpretasi sebenarnya tidak jauh berbeda. Hanya saja, dalam tahap analisis temuan yang terdapat dalam kutipan dijelaskan dan diurai sesuai dengan teori atau konsep yang menjadi acuan. Misalnya dalam kasus sebelumnya, terdapat cerita tokoh seorang kiai yang dapat berjalan di atas air. Pada bagian analisis, perilaku aneh tersebut dikaitkan dan dijelaskan dengan konsep Karomah atau kemuliaan seorang wali yang memiliki kedekatan dengan Tuhan.
Apa yang disampaikan dalam pada bagian evaluasi karya sastra? Pada bagian ini, peneliti dapat memberikan penilaiannya tentang temuannya yang disajikan dalam kutipan data langsung. Selain penilaian, pada tahap ini juga dapat dilakukan pengambilan kesimpulan terhadap kutipan data yang ditampilkan.
Untuk lebih jelasnya, berikut contoh penerapan teknik penyajian data berdasarkan 4 tahapan kritik sastra.
Melindungi tanah air dari ancaman dan gangguan sebagai wujud sikap cinta tanah air dalam novel Kesatria Kuda Putih karya Ahmad Sufiatur Rahman, tercermin pada tokoh Letnan Niddin yang terdapat pada kutipan data berikut.
Pada kutipan data diatas diceritakan peristiwa saat Letnan Niddin bergerak menuju batalyon dengan menunggangi kuda miliknya. Begitu mendengar kabar tentang penyerangan Belanda lewat radio, Letnan Niddin bergegas menuju kesatuannya. Tanpa kenal lelah dalam perjalanan menuju batalyon, Letnan Niddin justru memikirkan taktik untuk mengahadang pasukan Belanda yang melakukan pergerakan menuju Panarukan. Dalam perjalanan itu Letnan Niddin hanya ditemani oleh kuda yang ditungganginya. (Tahap Deskripsi)
Letnan Niddin adalah sosok pejuang dari golongan TNI yang masih sangat muda yaitu berusia 22 tahun. Namun sosoknya begitu tangguh tidak kenal lelah. Di usia muda Letnan Niddin sudah menjadi seorang komandan. Tanpa menuggu lama, ketika mendengar Belanda akan melakukan penyerangan, Letnan Niddin segera menyusun taktik untuk menghadang pasukan Belanda. Letnan Niddin juga membentuk pasukan kelaskaran untuk berjuang bersama melawan Belanda. Letnan Niddin tidak pernah takut untuk maju melawan Belanda meskipun hanya ditemani oleh kuda miliknya.(Tahap Interpretasi)
Sikap yang ditunjukkan oleh Letnan Niddin adalah wujud sikap cinta tanah air. Letnan Niddin bersedia melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan, yaitu ancaman dan gangguan dari pihak Belanda. Ketika mendengar berita tentang penyerangan yang dilakukan oleh pihak Belanda, Letnan Niddin segera bergegas menemui anggota kelaskarannya di batalyon 5. Letnan Niddin seakan tidak kenal lelah demi melindungi tanah air Indonesia. Tanpa menunggu lama Letnan Niddin segera menyusun taktik untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda.(Tahap Analisis)
Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa melindungi tanah air dari ancaman dan gangguan adalah perwujudan sikap seorang nasionalis yang harus dimiliki oleh setiap warga negara. (Tahap Evaluasi)
Demikianlah penjelasan dan contoh penerapan 4 tahapan kritik sastra dalam penyajian data. Bagaimana? Apakah artikel ini membantu sobat dalam mengerjakan skripsi atau penelitian? Jika berkenan, silakan tinggalkan kritik dan saran di kolom komentar atau melalui formulir kontak. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Bentuk dan jenis kritik sastra ada banyak, tergantung dari sudut pandangnya. Namun, inti dari kritik sastra tetap sama, yaitu menggunakan metode dan sudut pandang lain dalam membaca suatu karya. Jadi, tujuan kritik sastra tidak hanya menikmati suatu karya, tetapi untuk menemukan nilai-nilai tertentu yang bermakna atau untuk menilai kualitas karya tersebut.
Sumber: Depositphotos
Dalam buku Suroso (2000) dijelaskan bahwa ada 4 tahapan dalam kritik sastra, yaitu
- Deskripsi
- Interpretasi
- Analisis
- Evaluasi
Keempat tahapan tersebut dilakukan secara berurutan untuk mengurai dan menjelaskan setiap data yang ingin ditampilkan dalam bab pembahasan penelitian sastra. Diawali dengan menampilkan kutipan langsung data, kemudian dilanjutkan dengan keempat tahapan di atas.
1. Deskripsi
Pada tahapan ini data dijelaskan secara konteksnya dalam karya. Jika data yang ditampilkan berupa kutipan novel, maka harus dijelaskan bagaimana konteks ceritanya. Pada tahap deskripsi ini dapat dijelaskan kronologi cerita sebelum kutipan data atau motif dari perilaku yang ada dalam kutipan data tersebut.2. Interpretasi
Setelah dijelaskan deskripsi kutipan data langsung yang ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah memberikan interpretasi atau penafsiran dari perilaku yang ditampilkan dalam kutipan teks yang disajikan. Misalnya dalam kutipan data yang disajikan diceritakan perilaku tokoh seorang kiai yang dapat berjalan di atas air. Nah, pada bagian interpretasi, peneliti harus menjelaskan tentang perilaku tersebut. Misalnya kiai yang dapat berjalan di atas air merupakan salah satu perwujudan dari kemuliaannya sebagai orang yang dekat dengan Tuhan.
Baca juga Menyusun Latar Belakang Makalah dan Penelitian yang Tepat
3. Analisis
Tahapan analisis dan interpretasi sebenarnya tidak jauh berbeda. Hanya saja, dalam tahap analisis temuan yang terdapat dalam kutipan dijelaskan dan diurai sesuai dengan teori atau konsep yang menjadi acuan. Misalnya dalam kasus sebelumnya, terdapat cerita tokoh seorang kiai yang dapat berjalan di atas air. Pada bagian analisis, perilaku aneh tersebut dikaitkan dan dijelaskan dengan konsep Karomah atau kemuliaan seorang wali yang memiliki kedekatan dengan Tuhan.
4. Evaluasi
Apa yang disampaikan dalam pada bagian evaluasi karya sastra? Pada bagian ini, peneliti dapat memberikan penilaiannya tentang temuannya yang disajikan dalam kutipan data langsung. Selain penilaian, pada tahap ini juga dapat dilakukan pengambilan kesimpulan terhadap kutipan data yang ditampilkan.
Untuk lebih jelasnya, berikut contoh penerapan teknik penyajian data berdasarkan 4 tahapan kritik sastra.
4.1.2 Melindungi Tanah Air dari Ancaman dan Gangguan Sebagai Perwujudan Sikap Cinta Tanah Air.
Melindungi tanah air dari ancaman dan gangguan sebagai wujud sikap cinta tanah air dalam novel Kesatria Kuda Putih karya Ahmad Sufiatur Rahman, tercermin pada tokoh Letnan Niddin yang terdapat pada kutipan data berikut.
“Di dalam kota Situbondo, Letnan Satu Nidin yang sedang menempuh perjalanan dengan berkuda sudah ditunggu-tunggu kesatuannya. Ia mendengar kabar dari radio dan kebetulan ia yang berada di Panarukan. Dalam perjalanan dengan berkuda, komandan batalyon 5 yang masih berusia 22 tahun ini sudah memikirkan taktik untuk menghadang pasukan Belanda dengan kesatuan kelaskaran. Sepanjang perjalanan melewati jalan setapak, ia hanya sesekali beristirahat. Sosoknya seperti tampak tidak kenal lelah” (Rahman, 2015: 55)(Kutipan Data Langsung)
Pada kutipan data diatas diceritakan peristiwa saat Letnan Niddin bergerak menuju batalyon dengan menunggangi kuda miliknya. Begitu mendengar kabar tentang penyerangan Belanda lewat radio, Letnan Niddin bergegas menuju kesatuannya. Tanpa kenal lelah dalam perjalanan menuju batalyon, Letnan Niddin justru memikirkan taktik untuk mengahadang pasukan Belanda yang melakukan pergerakan menuju Panarukan. Dalam perjalanan itu Letnan Niddin hanya ditemani oleh kuda yang ditungganginya. (Tahap Deskripsi)
Letnan Niddin adalah sosok pejuang dari golongan TNI yang masih sangat muda yaitu berusia 22 tahun. Namun sosoknya begitu tangguh tidak kenal lelah. Di usia muda Letnan Niddin sudah menjadi seorang komandan. Tanpa menuggu lama, ketika mendengar Belanda akan melakukan penyerangan, Letnan Niddin segera menyusun taktik untuk menghadang pasukan Belanda. Letnan Niddin juga membentuk pasukan kelaskaran untuk berjuang bersama melawan Belanda. Letnan Niddin tidak pernah takut untuk maju melawan Belanda meskipun hanya ditemani oleh kuda miliknya.(Tahap Interpretasi)
Sikap yang ditunjukkan oleh Letnan Niddin adalah wujud sikap cinta tanah air. Letnan Niddin bersedia melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan, yaitu ancaman dan gangguan dari pihak Belanda. Ketika mendengar berita tentang penyerangan yang dilakukan oleh pihak Belanda, Letnan Niddin segera bergegas menemui anggota kelaskarannya di batalyon 5. Letnan Niddin seakan tidak kenal lelah demi melindungi tanah air Indonesia. Tanpa menunggu lama Letnan Niddin segera menyusun taktik untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda.(Tahap Analisis)
Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa melindungi tanah air dari ancaman dan gangguan adalah perwujudan sikap seorang nasionalis yang harus dimiliki oleh setiap warga negara. (Tahap Evaluasi)
Demikianlah penjelasan dan contoh penerapan 4 tahapan kritik sastra dalam penyajian data. Bagaimana? Apakah artikel ini membantu sobat dalam mengerjakan skripsi atau penelitian? Jika berkenan, silakan tinggalkan kritik dan saran di kolom komentar atau melalui formulir kontak. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Posting Komentar untuk "Teknik Menyajikan Data dalam Bab Pembahasan Penelitian Sastra"
Silakan tulis komentar Anda sebagai kritik, saran, dan masukan untuk blog ini.