Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi



Assalmualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera
Shalom Omwastiastu Namo Budhhaya, Sakam kebajikan.

Hehe. Bukan bermaksud meniru salam yang sering diucapkan oleh Pak Jokowi, namun agaknya memang sikap saling menghormati seperti itu sangat diperlukan saat ini. Tapi bukan soal toleransi atau hal berat lain yang akan Marnulis bahas pada tulisan ini. Kali ini Marnulis akan membahas dan membagikan rangkuman kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi.

Oke. Langsung saja. Berikut adalah rangkumannya. Jangan lupa cantumkan sumber jika ini menyalin dari blog ini ya.




 Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi

1. Kalimat Definisi

Kaidah teks laporan hasil observasi yang pertama adalah kalimat definisi. Teks laporan hasil observasi merupakan teks yang berisi penjelasan tentang suatu objek berdasarkan hasil pengamatan atau observasi. Nah. Objek observasi tersebut perlu dijelaskan pengertiannya dengan menggunakan kalimat definisi.
Kalimat definisi adalah kalimat yang berisi penjelasan umum tentang objek yang diobservasi. Tujuan dari kalimat definisi ini adalah memberikan penjelasan kepada pembaca agar tidak keliru memahami objek yang diobservasi.
Untuk mengidentifikasi kalimat definisi yang terdapat dalam teks laporan hasil obervasi, ada beberapa kata kunci yang perlu diingat, yaitu; "adalah", "merupakan", "ialah", "yaitu", dan "yakni".
Berikut contoh kalimat definisi; Laptop adalah sebuah perangkat elektronik yang menjalankan sebuah sistem operasi yang dapat membantu manusia modern dalam menyelesaikan pekerjaannya.

2. Kata Hubung (Konjungsi)

Kaidah teks laporan hasil observasi berikutnya adalah penggunaan kata hubung atau konjungsi. Kata hubung ini berfungsi untuk menghubungkan antar klausa atau antar kalimat, bahkan antar paragraf. Tujuannya adalah agar susunan kalimat atau paragraf dalam teks menjadi padu. Berikut adalah penjelasan lebih lanjutnya.

  • Konjungsi antar klausa
Konjungsi ini berfungsi untuk menghubungkan klausa menjadi satu kalimat. Artinya ada dua atau lebih klausa yang hendak dihubungkan menjadi satu kalimat dengan menggunakan konjungsi ini. Berikut adalah jenis-jenis konjungsi antar klausa.

Konjungsi koordiantif, berfungsi untuk menghubungkan klausa-klausa sederhana. Konjungsi koordinatif meliputi;
  1. ..... dan ....
  2. ...., tetapi ....
  3. .... atau ....
Konjungsi korelatif, berfungsi untuk menghubungkan klausa-klausa berstatus setara. Konjungsi korelatif meliputi;
  1. Baik .... maupun .....
  2. Jangankan ....., ..... pun ......
  3. Entah ..... entah ......
Konjungsi subordinatif, berfungsi untuk menghubungkan klausa-klausa berstatus bertingkat. Konjungsi subordinatif meliputi;
  1. Andaikan ....
  2. Jika .....
  3. Sesudah ....
  4. Agar ....
  5. .... dengan ....
  6. ..... bahwa ....
  7. ..... seperti .....
  8. ..... karena .....
  9. ..... meskipun .....

  • Konjungsi Antar Kalimat
Konjungsi ini berfungsi untuk menghubungkan kalimat yang masih berkaitan atau berhubungan secara idenya. Artinya fungsi dari konjungsi ini adalah membuat kalimat pertama dengan berikutnya dapat dipahami keterkaitannya. Konjungsi antar kalimat meliputi;

  1. Akibatnya .....
  2. Sebaliknya ....
  3. Kemudian .....
  4. Sebenarnya ....
  5. Bahkan ....
  6. Akan tetapi ....
  7. Biarpun begitu .....

3. Kalimat simpleks dan kompleks

Kaidah bahasa berikutnya dari teks laporan hasil observasi adalah penggunaan kalimat simpleks dan kompleks. Apa itu kalimat simpleks dan kompleks? Berikut adalah penjelasannya.

  • Kalimat simpleks
Kalimat simpleks adalah kalimat yang terdiri dari satu struktur. Kalimat ini biasanya disebut dengan kalimat tunggal.
Contohnya; Andi makan roti di kantin sekolah.
kalimat di atas terdiri dari satu struktur yang jika dijabarkan akan seperti berikut.
Andi (Subjek) makan (Predikat) roti (Objek) di kantin sekolah (Keterangan Tempat).

  • Kalimat kompleks
Kalimat kompleks adalah kebalikan dari kalimat simpleks. Jika kalimat simpleks terdiri dari satu struktur saja, maka kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri lebih dari satu struktur. Untuk mengidentifikasinya sangat mudah. Caranya adalah dengan melihat apakah kalimat tersebut dapat dipisah menjadi beberapa kalimat atau tidak.
Contoh: Andi makan roti dan pisang di kantin sekolah.
Kalimat di atas dapat di pisah menjadi dua kalimat yaitu:

  1. Andi makan roti di kantin sekolah.
  2. Andi makan pisang di kantin sekolah.
Berdasarkan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri lain kalimat kompleks adalah adanya konjungsi. Dalam hal ini konjungsi berfungsi untuk menggabungkan dua struktur (klausa) menjadi satu kalimat utuh.

4. Penggunaan Data (Numerik/Angka)

Kaidah kebahasaan yang terakhir dari teks laporan hasil observasi adalah penggunaan data yang biasanya berupa data numerik atau angka. Fungsi data ini adalah sebagai penunjang deskripsi tentang objek yang diobservasi. Misalnya kita hendak menulis laporan hasil observasi tempat wisata. Maka, untuk menunjang deskripsi tentang tempat wisata tersebut, kita harus mencantumkan beberapa data yang bersifat numerik atau angka. Misalnya luas areal wisata itu, berapa jumlah wahananya, dan lain sebagainya.

Posting Komentar untuk "Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi"