Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur serta Contohnya

struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur
pixabay.com

Teks prosedur merupakan teks yang memberikan informasi berupa langkah-langkah dalam melakukan atau membuat sesuatu. Maka, ada beberapa struktur dan kaidah kebahasaan yang membentuk teks prosedur.

Struktur Teks Prosedur

Struktur teks prosedur meliputi; judul, tujuan, langkah-langkah, penutup (bisa ada bisa tidak).

Judul

Judul merupakan bagian yang harus ada dalam setiap teks, termasuk juga teks prosedur. Biasanya judul teks prosedur memuat tujuan dari kegiatan yang dilakukan. Contohnya: Cara Membuat Bakso Super Enak.

Penulisan judul teks prosedur mengkuti aturan penulisan judul berdasarkan kaidah Bahasa Indonesia, yaitu setiap huruf awal setiap kata ditulis dengan menggunakan huruf kapital kecuali konjungsi, preposisi, dan interjeksi.

Tujuan

Bagian tujuan teks prosedur merupakan pengantar yang berisi tujuan akhir yang hendak dicapai dalam teks. Bagian ini juga berisi pembukaan yang interaktif dengan adanya kalimat deklaratif dan interogatif.

Contoh:
Memasak nasi bukanlah perkara yang mudah. Meskipun setiap hari masyarakat memakannya, tapi tidak banyak yang tahu cara memasak nasi yang benar, sehingga menghasilkan nasi yang enak, punel, dan sedap dimakan. Lalu, bagaimanakah cara memasak nasi yang baik?

Langkah-langkah

Bagian langkah-langkah merupakan inti dari teks prosedur yang berisi langkah-langkah atau tahapan untuk mencapai tujuan akhir dari teks. Bagian ini biasanya ditandai dengan adanya konjungsi temporal yang menunjukkan urutan waktu.

Contoh:
Pertama, masukkan irisan bawang putih dan bawang merah serta sedikit potongan terasi. Kemudian, tumis sampai harum. Setelah itu, masukkan nasi yang telah disiapkan.
Penutup. Bagian ini bisa atau tidak. Biasanya bagian ini berisi kesimpulan prosedur kerja.

Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur

Kaidah kebahasaan teks prosedur meliputi; (1) Penggunaan kalimat imperatif, deklaratif, dan interogatif; (2) Pengguanaan nomina dan partisipan; (3) Penggunaan kata kerja fisik dan kata kerja material; (4) Penggunaan kata hubung atau konjungsi temporal.

Penggunaan Kalimat Imperatif, Deklaratif, dan Interogatif 

Kalimat imperatif dapat disebut juga sebagai kalimat perintah. Ciri utama kalimat ini adalah penggunaan kata kerja di awal kalimat. Misalnya; Tulislah jawabanmu di kertas!
Selain itu, cara mengindentikasi kalimat imperatif adalah dengan melihat kata kerjanya. Kalimat imperatif biasanya menggunakan kata kerja dasar atau kata kerja yang berakhiran -kan, -lah, atau -i.

Contoh:
(-kan) Temukan(-lah) Tulislah(-i) Kurangi

Kalimat deklaratif dapat disebut juga kalimat pernyataan atau berita. Kalimat deklaratif bertujuan untuk menyampaikan informasi tanpa mengharapkan respon dari pembaca atau lawan bicara. Sifatnya hanya memberitahukan saja.

Contoh: Air yang sudah matang ditandai dengan adanya gelembung udara di dalamnya.

Kalimat di atas sifatnya hanya memberitahukan kepada pembaca bahwa air yang matang ditandai dengan adanya gelembung. Kalimat tersebut tidak menuntut respon pembaca seperti kalimat perintah, ajakan, larangan, atau pertanyaan,

Kalimat interogatif atau biasa disebut dengan kalimat pertanyaan dapat dengan mudah diidentifikasi dengan adanya tanda tanya (?). Dalam teks prosedur, kalimat interogatif tidak menuntut pembaca untuk menjawab pertanyaan, melainkan hanya berbentuk pertanyaan yang tidak perlu dijawab. Tujuannya adalah untuk mengajak pembaca lebih tertarik dengan langkah-langkah yang akan dijelaskan. Biasanya kalimat interogatif terletak di awal dan di akhir teks.

Contoh: Apakah Anda tahu jika mie instan bisa juga diolah menjadi masakan mewah?

Kalimat di atas tidak memerlukan jawaban dari pembaca teks. Akan tetapi, kalimat di atas dapat membuat pembaca lebih tertarik untuk membaca teks lebih lanjut. Jadi, fungsi dari kalimat interogatif dalam teks prosedur hanya untuk membuat teks menjadi lebih menarik.

Penggunaan Kata Nomina dan Partisipan

Kata Nomina dapat juga disebut sebagai kata benda. Ciri utama kata benda atau nomina adalah tidak dapat disandingkan dengan kata "tidak". Kata benda atau nomina biasanya menempati fungsi subjek atau objek.

Contoh: rumah
Kata rumah tidak dapat disandingkan dengan kata "tidak" menjadi (Tidak rumah). Gabungan kata tersebut tidak berterima dalam Bahasa Indonesia.

Partisipan berarti orang yang ikut berperan dalam suatu kegiatan. Partisipan merupakan pelaku atau orang yang terlibat dalam teks prosedur. Sederhananya kata partisipan adalah kata yang merujuk kepada orang atau pelaku.

Contoh kata partisipan: Anda, kita, Kamu, Kalian, Pengendara, dan lain-lain.

Penggunaan Kata Kerja Fisik

Kata kerja fisik merupakan kata kerja atau verba yang mengacu pada tindakan fisik. Kata kerja fisik terbagi menjadi dua yaitu kata kerja material dan kata kerja tingkah laku.

Kata kerja material merupakan kata kerja yang menunjukkan tindakan fisik yang dapat dibayangkan tindakannya atau bisa dilihat tindakannya.

Contoh kata kerja material: menulis, membaca, menyetir, dan sebagainya.

Kata kerja tingkah laku merupakan kata kerja yang berupa tindakan yang dilakukan dengan ungkapan. Maksudnya, kata kerja ini sulit dilihat atau dibayangkan tindakannya.

Contoh kata kerja tingkah laku: menerima, menolak, merasa, dan sebagainya.

Penggunaan Kata Hubung atau Konjungsi Temporal

Konjungsi temporal adalah kata hubung yang menunjukkan urutan waktu. Dalam teks prosedur, konjungsi berfungsi untuk menghubungkan langkah-langkah yang dijelaskan.

Contoh konjungsi temporal: kemudian, sesudah, sebelum, lalu, selanjutnya, berikutnya, pertama, mula-mula, awalnya, terakhir, akhirnya, pertama, kedua, dan sebagainya.

Posting Komentar untuk "Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur serta Contohnya"