Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan Mudik dan Pulang Kampung (Analisis Bahasa)

Baru-baru ini media sosial di tanah air diramaikan dengan perbincangan perbedaan mudik dan pulang kampung. Bukan tanpa sebab kata mudik menjadi viral. Tetapi presiden Jokowi dan Najwa Shihab lah yang membuatnya menarik untuk dibahas dalam suasana pandemi Covid 19.

perbedaan mudik dan pulang kampung
Sumber: tangkapan layar video youtube Najwa Shihab


Dalam perbincangan acara Mata Najwa di Istana Merdeka itu, Najwa Shihab bertanya kepada Jokowi selaku presiden mengenai tumpang tindih kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengantisipasi penyebaran Covid 19.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa antara kesehatan dan ekonomi menjadi dua hal yang sangat berhubungan erat. Untuk itu, pemerintah sangat mempertimbangkan keduanya, tidak bisa ditinggal salah satunya. Lebih lanjut Jokowi mengatakan bahwa jika ada pilihan yang baik, tentu pemerintah akan mengambil pilihan itu. Akan tetapi, ia menegaskan bahwa kenyataannya pilihan yang ada memang buruk semua, sehingga mau mengambil keputusan apapun tidak akan memuaskan semua pihak.

Yang menarik dalam perbincangan itu, adalah pernyataan Presiden Jokowi mengatakan bahwa mudik berbeda dengan pulang kampung. Pernyataan itu sedikit menggelitik dan mengundang Najwa Shihab untuk mengejarnya. Akan tetapi, Presiden Jokowi menegaskan dengan pendapatnya bahwa mudik adalah pulang ke kampung bersama keluarga pada hari raya lebaran, sedangkan pulang kampung dilakukan karena yang bersangkutan bekerja di kota sementara anak istrinya berada di kampung.

Terlepas dari benar atau tidaknya pendapat Presiden Jokowi tentang diksi mudik dan pulang kampung, tentu menarik jika kita membahas kata mudik ini dari segi bahasa.

Mudik menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 


Mudik berarti berlayar atau pergi ke udik (hulu sungai, atau pedalaman). Itu arti dalam fungsi verba, sementara dalam ragam percakapan, mudik berarti pulang ke kampung halaman. Dalam contoh penerapan kata mudik dalam ragam percakapan, mudik dimasukkan dalam konteks menjelang lebaran. Hal ini menunjukkan bahwa arti kata mudik dalam percakapan adalah pulang kampung menjelang lebaran.

Apakah pulang kampung selain lebaran juga disebut mudik?


Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu mengacu kepad sifat bahasa yang arbitrer, artinya asalkan disepakati oleh komunitas penggunanya, maka arti kata itu menjadi sah. Artinya tidak ada perdebatan mengenai arti sebuah kata jika kata itu telah disepakati oleh komunitas penggunanya.

Untuk orang yang ingin mengartikan kata mudik hanya terbatas pada kegiatan pulang kampung menjelang lebaran saja, maka sah-sah saja, asal ada juga yang sepakat demikian. Akan tetapi, jika ada orang yang mengartikan bahwa mudik itu adalah kegiatan pulang kampung menjelang lebaran atau tidak, juga tidak dapat disalahkan. Sebab, kembali lagi ke sifat bahasa yaitu mana suka atau arbitrer. Selain itu, jika mengacu pada KBBI, maka arti kata mudik secara verba (kata kerja) adalah kegiatan pergi ke udik. Tidak ada konteks mudik dilakukan menjelang lebaran.

Baca juga:
Virus Korona dan Fenomena Bahasa


Asal kata mudik


Berdasarkan asal katanya, mudik paling dekat berasal dari kata udik. Udik berarti sungai yang dekat dengan sumber (hulu sungai). Arti ini juga yang menurunkan arti lain yaitu kampung, sebab kampung adalah lawan dari kota. Selain itu, udik (kampung) juga menjadi sumber dari apa yang ada (dimakan) di kota.

Sejarah kata mudik


Dikutip dari wikipedia sejarah kata mudik tidak lepas dari hubungan antara kota dan kampung atau desa. Dahulu, pada saat jakarta masih bernama Batavia, hasil bumi dikirim dari kampung atau desa di daerah selatan. Hasil bumi itu dikirim lewat sungai, sehingga memunculkan istilah milir-mudik yang artinya pergi bolak balik utara dan selatan. Dalam konteks itu, mudik berarti menuju udik atau pulang ke kampung selepas dari kota.

Demikianlah sedikit pembahasan mengenai kata mudik yang sedang viral. Semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Perbedaan Mudik dan Pulang Kampung (Analisis Bahasa)"