Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Saat Cinta Diuji, Episode 2

Episode 2 – Aroma Parfum Asing



Pagi itu, Alina menyiapkan sarapan seperti biasa. Roti panggang, telur dadar, dan segelas susu hangat. Ia berharap setidaknya Arman akan duduk bersamanya meski sebentar. Namun, ketika pintu kamar mandi terbuka, yang keluar hanyalah Arman dengan wajah tanpa ekspresi, mengenakan kemeja putih yang masih berbau parfum tajam—aroma yang sama sekali tidak pernah Alina belikan.

Alina terdiam. Hidungnya tajam mengenali wangi asing itu.
“Aroma parfummu beda,” katanya pelan.

Arman menoleh cepat, sedikit gugup. “Oh, ini parfum teman kantor. Tadi aku pinjam saja.”

“Teman kantor perempuan?” tanya Alina spontan.
Arman menatapnya tajam. “Kenapa kamu selalu menanyakan hal yang tidak penting?”

Seketika suasana hening. Hanya suara jam dinding yang berdetak, seolah menghitung jarak di antara keduanya yang semakin melebar.

Arman berangkat tanpa sarapan. Pintu rumah tertutup keras, meninggalkan keheningan yang berat.
Alina memegang perutnya pelan. Ada sesuatu yang berubah dari Arman. Ia tidak hanya lelah—tapi seperti menyembunyikan sesuatu.

Malamnya, Alina membuka ponselnya. Ia membuka galeri foto lama, melihat senyum Arman yang dulu hangat. Kini, senyum itu seperti milik orang lain.

Di meja, tersisa secarik kertas kecil—struk parkir dengan tulisan waktu pukul 23.47, tempat: Hotel Bintang Lima.

Alina menatap kertas itu lama. Dadanya sesak.
“Apa kamu ke sana sendirian, Man?” bisiknya lirih.

Posting Komentar untuk "Saat Cinta Diuji, Episode 2"