Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Puisi; Ciri-ciri, Cara Mendemonstrasikan Puisi, Teknik Membaca Puisi, Struktur fisik dan Batin Puisi

Pengertian Puisi

Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna serta memiliki nilai-nilai pembelajaran hidup. Puisi memiliki dua unsur atau struktur pembentuk yaitu struktur fisik (tipografi, diksi, majas, rima, dan irama) serta struktur batin (tema, amanat, perasaan, nada, dan suasana fisik). 


pengertian puisi adalah


Contoh:

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,

Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu,

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,

Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Sumber: Hujan Bulan Juni, Kumpulan Puisi karya Sapardi Djoko Damono, 2001

Puisi di atas adalah ungkapan cinta seseorang kepada kekasihnya. Dapatkah anda merasakan bagaimana perasaan seseorang ketika kekasihnya menyatakan kerelaannya untuk berkorban, seperti pengorbanan kayu kepada api? Perasaan yang timbul setelah membaca puisi tersebut adalah merasakan perasaan romantik, merasa disayangi dan terlindungi.

Ciri-ciri puisi yaitu sebagai berikut:

  1. Dalam puisi terdapat pemadatan segala unsur Bahasa. Meskipun Bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung bermakna konotatif tetapi tema puisi salah satunya dapat dirunut menggunakan kata-kata kunci dalam puisi tersebut. Tema puisi akan sangat menentukan penyair dalam memilih kata-kata yang digunakan dalam puisinya.
  2. Dalam penyusunannya, unsur-unsur Bahasa itu dirapikan, diperbagus, serta diatur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan  bunyi.
  3. Puisi menggunkan pikiran dan perasaan penyair berdasarkan pengalamannya serta bersifat imajinatif.
  4. Bahasa yang dipergunakan bersifat konotatif.

Keindahan Puisi

Keindahan puisi dapat kita rasakan dari penggunaan kata-kata indahnya yang bias menimbulkan suasana. Suasana merupakan sebuah perasaan atau jiwa yang muncul setelah membaca puisi. Dalam puisi, hal yang mendasar adalah tema. Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang pembuatan puisi. Tema memancarkan amanat. Amanat merupakan pesan yang disampaikan pengarang. Amanat bias memaknai puisi.

Mendemonstrasikan Puisi

  1. Membaca puisi bukanlah seperti membaca bacaan biasa. Puisi mengandung sebuah keindahan dalam susunan katanya. Dalam membaca puisi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut.
  2. Rima dan Irama yaitu Panjang pendeknya, keras lembutnya, serta kuat lemahnya suara.
  3. Artikulasi yaitu setiap kata yang diucapkan harus jelas.
  4. Ekspresi adalah penghayatan jiwa dalam membaca puisi.
  5. Pernapasan, artinya saat membaca puisi harus mengatur pernapasan dengan baik agar kita bias memproduksi suara yang baik pula.
  6. Penampilan, saat membacakan puisi kita harus memiliki penampilan dan sikap tubuh yang baik, tidak gugup, sopan dan meyakinkan.
  7. Intonasi adalah penekanan kata dalam puisi.

Teknik membaca puisi 

Teknik membaca puisi antara lain sebagai berikut.

  1. Membaca dalam hati puisi tersebut berulang-ulang.
  2. Memberikan ciri pada bagian-bagian tertentu, misalnya tanda jeda. Head pendenk dengan satu tanda (/) dan jeda Panjang dengan dua tanda (//). Penjedaan pendek diberikan pada frasa, sedangkan penjedaan Panjang diberikan pada akhir klausa atau kalimat.
  3. Memahami dan menghayati suasana, tema serta makna puisinya.
  4. Menghayati suasana, tema, dan makna puisi untuk mengekspresikan puisi yang kita baca.

Unsur Pembangun Puisi

Unsur-unsur puisi bias dibedakan menjadi dua struktur, yaitu struktur batin dan struktur fisik.

Struktur Batin

Struktur batin puisi atau serung disebut sebagai hakikat puisi, meliputi beberapa hal sebagai berikut.

  1. Tema/Makna (sense) media puisi adalah Bahasa. Tataran Bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait maupun makna keseluruhan.
  2. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, serta pengetahuan.  Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya Bahasa dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, serta kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
  3. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh serta rendah pembaca dan lain-lain.
  4. Amanat/tujuan/maksud (intention), sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bias dicari sebelum penyair menciptakan puisi maupun dapat ditemui dalam puisinya.

Struktur Fisik

Adapun struktur fisik puisi atau disebut pula metode puisi adalah sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Struktur puisi meliputi hal-hal sebagai berikut.

  1. Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan dan kiri, pengaturan barisannya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital  dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
  2. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Oleh karena itu puisi adalah bentuk karya sastra dengan sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi dan urutan kata.


Pilihan kata saat menulis puisi sangat menentukan keindahan puisi. Diksi muncul karena adanya:

  1. Makna khas (konotatif)
  2. Simbol, dan
  3. Persamaan bunyi atau rima

Imaji

Imaji yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.


Sumber: untaianabjad

Posting Komentar untuk "Pengertian Puisi; Ciri-ciri, Cara Mendemonstrasikan Puisi, Teknik Membaca Puisi, Struktur fisik dan Batin Puisi"