Contoh Teks Anekdot Singkat tentang Santri

Assalamualaikum, Sobat Marnulis. Kali ini saya akan membagikan beberapa contoh teks anekdot singkat tentang santri. Baca baik-baik, ya.

1. 

Lagi Puasa Ustadzah

Di sebuah asrama pesantren putri, ada dua santri yang baru pindah dari pesantren lain. Suatu ketika mereka sedang makan berdua di kamar, lalu datanglah santri lain yang bertanggung jawab di bagian Ubudiyah (ibadah).

Ubudiyah : "Kalian kenapa tidak sholat jamaah?"

Santri 1 : "Lagi halangan, Mbak."

Ubudiyah : "Kalau halangan kenapa tidak membaca burdah? Kalian tahu kan kalau berhalangan sholat harusnya baca burdah?"

Santri 2 : "Baru buka puasa, Mbak."

Ubudiyah : "!@#$#mm"

Mendengar jawaban itu, Ubudiyah membiarkan kedua santri itu makan, lalu pergi keluar dari kamar. Kedua santri itu pun lantas tertawa terbahak-bahak, karena ternyata mereka berhasil mengelabui santri lain yang bertanggung jawab di bagian Ubudiyah. Orang berhalangan (haid) tidak boleh sholat dan puasa.

2. 

Makan Seadanya

Di sebuah pesantren terdapat seorang Ustadz baru yang mengajar. Dia adalah lulusan pesantren terkenal di daerah Jawa Timur. Ia mengajarkan kepada santri di pesantren barunya itu bahwa seorang santri harus patuh kepada orang tua, guru, juga kiai.

Suatu hari, ustadz tersebut hendak membeli makan untuk buka puasa. Dipanggilnya seorang santri yang ia amati sangat paham tentang apa yang sudah dijelaskannya.

Ustadz : "Dik. Sini. Tolong belikan saya makan di warung depan, ya."

Santri : "Iya, Ustadz. Tapi ini sudah jam setengah 7 Ustadz. Warungnya pasti sudah diserbu sama santri lain."

Uztadz : "Iya. Tidak apa-apa. Belikan saya makan seadanya sudah."

Tak berselang lama, akhirnya santri yang disuruh datang.

Ustadz : "Alhamdulillah. Makasih, ya"

Setelah membuka bungkusan makanannya, ustadz tersebut memanggil kembali santri yang tadi.

Ustadz : "Dik. Ini mana lauknya? Kok cuma nasi?"

Santri : "Kata Ustadz tadi makannya seadanya. Di warung yang ada tadi cuma nasi putih Ustadz."

Ustadz : "Ya. Bukan begitu juga, Dik. Aduh"

Ustadz tersebut terpaksa makan nasi putih itu dengan muka penuh kekecewaan.