Universitas Terbaik di Dunia Nomor 1

Badan klasifikasi kampus global, Times Higher Education (THE) baru-baru ini merilis peringkat universitas terbaik dunia tahun 2021. Mewakili Inggris, University of Oxford dan University of Cambridge masuk dalam daftar universitas terbaik di dunia. Universitas dengan skor 95,6 ini bahkan menempati urutan pertama selama lima tahun berturut-turut.

Sementara itu, University of Cambridge menempati peringkat ke-6 dunia dengan skor 94. Universitas di Amerika Serikat masih mendominasi peringkat teratas di dunia dengan total 8. Universitas top lainnya California Institute of Technology (92, 5), Massachusetts Institut Teknologi (94.4), University of California Berkeley (92.2), Yale University (91.6), Princeton University (91.5), dan The University of Chicago (90.3).

University of Oxford Review by Maudy Ayunda

University of Oxford memiliki jurusan favorit yakni PPE (Politics, philosophy , Economy). Jurusan ini juga yang beberapa waktu lalu berhasil diselesaikan oleh artis Indonesia, Maudy Ayunda.

Menurut Audy, kombinasi 3 bidang tersebut sangat keren dan dapat melengkapi satu sama lain. Tidak hanya itu, peluang untuk masuk jurusan tersebut juga sangat sulit. Bahkan, ketika SMA, guru Maudy tidak manyarankan untuk mendaftar di jurusan PPE karena peluangnya yang sangat tipis. Tapi, ternyata Maudy justru dapat masuk dan menyelesaikan studi di jurusan PPE tersebut.

Pada tahun pertama, perkuliahan Maudy dimulai dengan pengetahuan dasar tentang eksistensialisme. Menurut Maudy, pembahasan eksistensialisme ini berkisar tentang memahami apa yang benar dan salah berdasarkan penjelasan secara logis. Selain itu dalam pembahasan ini juga diajarkan tentang bagaimana cara memahami pemikiran sendiri dan menyampaikan argumen.

Lalu, di tahun kedua, pembahasan mulai masuk pada tema filosofi dalam konteks politik. Dalam hal ini mahasiswa jurusan PPE banyak membaca literasi kuno seperti Plato, Jean-Jaques Rosseau, John Locke, Thomas Hobbes, hingga Nicolo Machiavelli.

Maudy mengaku sangat tertarik dengan tema filosofi dalam konteks politik tersebut. Ia juga mengatakan bahwa setiap minggu, ia harus mengerjakan satu esai tentang filsafat yang mana untuk menyelesaikannya Maudy harus membaca teks asli. Teks asli tersebut tak ayal membuat Maudy harus lebih cermat karena  bahasa penulisan teks asli tersebut.

Maudy bahkan harus membawa buku ke mana-mana. Namun, ia tidak mengkhawatirkan hal itu, bahkan ia merasa sangat menyukainya. Maudy tidak merasa berat karena nantinya tema itu juga akan dibahas bertiga bersama dosen dan temannya. Maudy sangat takjub tentang bagaimana pikiran manusia bisa berbeda-beda.

Yang menarik dari pembelajaran di University of Oxford adalah sistem pembelajaran tutorial. Di mana ketika belajar, seorang mahasiswa didampingi oleh seorang dosen sebagai pembimbing. Jadi, pembelajaran dilaksanakan bertiga saja, yaitu 2 mahasiswa dan 1 dosen pembimbing.

Selain itu, di University of Oxford juga tidak ada skripsi. Kelulusan ditentukan dengan cara ujian akhir. Ujian akhirnya adalah ujian lisan yang dilaksanakan selama tiga minggu. Yang menjadi penentu kelulusan mutlak dari ujian akhir selama tiga minggu itu. Tugas-tugas yang dikerjakan selama tiga tahun kuliah tidak dihitung sebagai penentu kelulusan.