Contoh Teks Eksposisi tentang Pembelajaran Online

 Assalamualaikum, Sobat Marnulis.

Di manapun kalian berada, semoga kalian tetap sehat, ya. Dan semoga pandemi ini segera selesai. Nah, bagi kalian yang masih belajar daring alias online tentu mengerjakan tugas sudah menjadi rutinitas. 

Kali ini, Marnulis akan membantu kalian yang sedang belajar Teks Eksposisi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sebelumnya apakah kalian sudah paham tentang pengertian dari teks eksposisi?

Teks Eksposisi adalah teks yang berisi opini atau pendapat penulis tentang suatu permasalahan. Struktur teks eksposisi antara lain:

1. Tesis
2. Argumentasi
3. Reorientasi/penutup

Di bagian Tesis kalian perlu menuliskan gagasan kalian tentang suatu permasalahan yang sedang kalian bahas. Misalnya saat ini kalian sedang membahas tentang pembelajaran online/daring. Misalnya, kalian tidak setuju dengan adanya pembelajaran online, maka langsung saja tuliskan pendapat kalian tersebut di bagian tesis.

Namun, perlu diingat bahwa menulis pendapat haruslah tetap mengacu pada alasan atau data yang nantinya akan menguatkan tesis kalian. Data dan alasan yang menguatkan itu kalian tulis di bagian berikutnya yaitu; Argumentasi.

Terakhir, kalian tulis penutup teks eksposisi. Penutup dapat berupa kesimpulan atau penegasan ulang tentang pendapat kalian tentang masalah yang dibahas.

Berikut adalah contoh teks eksposisi.

Contoh Teks Eksposisi tentang Pembelajaran Online

Pembelajaran Online; Solusi Pandemi yang Membosankan

Pandemi covid 19 telah berjalan lebih dari satu tahun. Memasuki tahun keduanya ini, agaknya pandemi masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Hal ini tentu menjadi perhatian para orang tua yang merasa bahwa anaknya akan lebih lama lagi belajar di rumah menggunakan media online/daring.

Hal ini juga berarti para siswa harus bersabar untuk bertemu dengan teman-teman sekolah. Tak hanya itu, para siswa juga harus bersabar menghadapi tugas yang banyak dan menguras paket data internet bulanan mereka.

Tentu saja, dalam hal ini siswa rentan merasakan bosan. Bagaimana tidak? Usia belajar mereka seharusnya lebih banyak melakukan kegiatan daripada sekadar menatap layar gawai seharian. Mereka butuh praktik dan kerja lapangan. Mereka juga butuh bimbingan karakter agar kelak menjadi penerus bangsa yang tangguh dan bermartabat.

Selain masalah kebosanan, belajar online juga rentan akan penyalahgunaan internet oleh siswa. Karena siswa dituntut untuk menggunakan gawai selama pembelajaran daring berlangsung, jika tidak diawasi oleh orang tua, bisa saja siswa menggunakan internet untuk menonton video yang kurang bermanfaat, bahkan sampai ke pornografi. Selain itu, ada kemungkinan juga siswa akan bermain game online ketika ada jeda pembelajaran online.

Intinya, pembelajaran online memang solusi bagi pandemi untuk dunia pendidikan. Akan tetapi, pemebelajaran online memang sangat membosankan.